Bung Karno Ternyata Arek Suroboyo (BAGIAN I)


# Fakta Yang Sesungguhnya

Selama ini yang kita tahu bahwa kota kelahiran Bung Karno / Ir Soekarno adalah Blitar, sehingga wajarlah bila beliau setelah wafat dimakamkan di kota itu. Ternyata fakta ini adalah hasil kebohongan atau pelintiran fakta sejarah yang sesungguhnya tentang kota kelahiran Sang Proklamator oleh penguasa Orde Baru yang anti-soekarno.

Fakta yang benar adalah bahwa beliau lahir disaat fajar menyingsing pada tanggal 6 Juni 1901 di kampung Pandean IV/40 Surabaya, dari seorang ibu kelahiran Bali dari kasta Brahmana yang bernama Idayu yang berdarah keturunan bangsawan (Raja Singaraja yang terakhir adalah paman ibu beliau). Sedangkan ayah beliau berasal dari jawa dan bernama lengkap Raden Sukemi Sosrodihardjo, yang juga berdarah keturunan bangsawan tapi dari jalur keturunan Sultan Kediri.

Asal muasal kenapa kedua orang tua beliau tinggal di Surabaya adalah tidak direstuinya perkawinan kedua orang tua beliau oleh pihak keluarga ibu beliau karena ayah beliau seorang IslamTheosof, sedangkan ibu beliau seorang Bali Hindu-Buddha. Padahal untuk kawin secara Islam, maka ibu beliau harus menganut agama Islam terlebih dulu. Disamping itu sampai saat itu belum pernah ada gadis Bali yang kawin dengan orang luar Bali. Satu-satunya jalan bagi mereka ialah kawin lari.

Setelah kedua orang tua beliau kawin, pihak keluarga ibu beliau menuntut di pengadilan. Dipengadilan orang tua beliau yang memenangkan perkara karena saat ibu beliau ditanyai apakah saat kawin lari ibu beliau dipaksa atau atas kemauan sendiri beliau menjawab atas kemauan sendiri sehingga perkawinan itu mau tidak mau harus disetujui. Namun biar begitu ibu beliau tetap dikenai denda sebesar 25 ringgit yang mana nilainya setara dengan 25 dollar.

Sejak saat itu ayah beliau yang seorang guru sekolah rendah gubernemen di Singaraja merasa menjadi tidak disukai lagi oleh orang Bali. Sehingga beliau kemudian mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk dipindahkan ke Jawa. Permohonan beliau pun dikabulkan dan kemudian dikirim ke Surabaya dan disanalah putera sang fajar dilahirkan.

Kota Blitar adalah kota yang ditinggali beliau sejak ayah beliau pensiun dari pekerjaannya, jadi kota itu bukanlah kota kelahiran Presiden pertama kita. Dilihat dari karakternya, Bung karno memang sangat Suroboyo. Pemelintiran oleh militer mungkin supaya Bung Karno tidak mendapatkan basis dukungan massa yang sangat kuat yang dianggap bisa menggoyahkan rezim ORBA. Surabaya yang dijuluki kota pahlawan bukanlah sekedar nama. Militanisme arek-arek Suroboyo saat melawan sekutu yang membuat jendral Mallaby tewas sekaligus menjadikan Surabaya satu-satunya kota yang tidak bisa direbut kembali oleh sekutu sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tidak bisa dianggap remeh.

Berkaca pada peristiwa yang terjadi pada 2000 tahun lalu dimana di Roma terjadi revolusi saat pemakaman Julius Caesar, mungkin rezim ORBA takut hal yang sama terjadi saat pemakaman Bung Karno. Saat pemakaman Bung Karno di Blitar, kota kecil yang damai itu penuh oleh massa yang ingin mengantar kepergian beliau. Jalanan penuh mobil dan macet hingga 40 kilometer dari tempat pemakaman. Bayangkan seandainya sang Proklamator itu dimakamkan di Surabaya.

(BERSAMBUNG KE BAGIAN II)

Referensi
1. Cindy Adams, "Biografi Soekarno".
2. Peter A. Rohi, "Sejarah Bung Karno yang Dipelintir". Posted on Jawa Pos edisi Senin 6 Juni 2011.

Catatan
Kalau ada yang salah dimohon masukannya karena ini berhubungan dengan fakta sejarah negara kita tercinta Indonesia.

Keywords: Bung Karno, Ir Soekarno, Kota kelahiran, Cindy Adams, Fakta Sejarah, Biografi.

Komentar

Posting Komentar

NO ANONYMOUS ACCOUNT.

Postingan populer dari blog ini

Cara Instal Driver Printer/Scanner Epson L360 di Linux Debian 9 Stretch